Rabu, 26 Agustus 2009

My True Story Part 3

Masih melekat dalam ingatan saya,pada saat tahun 1998 terjadi peristiwa yg sangat besar.Yaitu lengsernya Soeharto,karena rumah saya dekat pertokoan mangga dua,disana banyak sekali orang-orang yg menjarah toko2 di mangga dua.Saya dan mama sangat ketakutan,saya meminta mama untuk menelefon papa.Maklum papa sudah sangat lama sekali kerja di Purwakarta.Setiap hari papa harus pulang pergi jakarta-purwakarta-jakarta
untuk bekerja,agar hidup mama dan saya lebih layak lagi.Kami terkadang suka menjadi bahan omongan keluarga papa,mereka tidak pernah tahu betapa kerasnya papa dan mama mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup saya.Setiap saya pergi psti selalu naik bis.Pernah suatu saat kami pergi ke tanggerang,dan tiba2 aja kalung yg saya pakai diambil orang.Saya dan mama sering sekali mengalami hal2 yg tidak diinginkan.Mama pernah dihipnotis,sampai uangnya hilang semua.Padahal uangnya itu untuk membeli tempat tidur saya.

Dikit demi sedikit,papa sudah mampu untuk membeli sebuah sepeda motor,walaupun tidak baru tp saya sangat senang.Jadi papa tidak harus repot-repot lagi meminjam ke anak kost di rumah kami.Setelah mempunyai uang yang cukup,papa menjual motor itu,dan menggantinya dengan mobil.Memang mobil yg papa beli bukan mobil keluaran terbaru,hanya sebuah mobil tua thn 75,berwarna merah.Tp dengan mobil itu,kami tidak perlu panas-panasan lagi,untuk mengantri naik bis.Papa,mama,dan saya berkeliling kota jakarta,masih ingat saya plat nomer mobil itu B 1692 VA.

*Kami pindah ke purwakarta

Demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak.Papa mengajak mama dan saya untuk tinggal di purwakarta.Karena saya belum sangat mengerti,saya menuruti saja keinginan papa untuk pindah ke purwakarta.Akhirnya kami pun pindah,pada saat saya kelas 2 SD.Dan tinggal di Griya Asri blok J5 no 8.Rumah yg tidak besar,tetapi cukup nyaman,karena rumah itu adalah hasil kerja keras papa.Saya disekolahkan di SD yg sangat favorit di purwakarta,namanya SDN Jend Sudirman VII.Yang saya ketahui papa bekerja sebagai pegawai negeri di purwakarta.Tetapi saya sangat kaget begitu tahu papa juga menyambi sebagai supir angkot 43,jurusan Purwakarta-cikampek.Entahlah,mungkin hanya mama dan saya yg tahu.Memang papa adalah orang yg sangat keras,teguh,mau bekerja keras,papa tidak mau diremehkan oleh orang-orang.Terbukti papa dikit demi sedikit memiliki karir yang cemerlang,jabatannya pun naik.

¤Papa tidak setia lagi

benar pepatah ya mengatakan semakin tinggi pohon,semakin besar angin yg bertiup.Harta,tahta,wanita,itu yang membuat papa berubah.Mungkin karena merasa telah sukses,papa mulai melupakan keluarganya,dan berpaling kepada wanita yg lebih muda,tetapi tidak lebih cantik dan baik dari mama saya.Saya dan mama sangat membenci teman papa yang bernama Heri.Dia orang yang sudah mempunyai istri,tp doyan berselingkuh.Dia mengajarkan dan mengenalkan papa sama wanita-wanita murahan.Kami benci itu.Karena sejak itu papa sering bohong,tinggal solat,bukan papa yang saya kenal dulu.Karena papa yg tidak jujur,membuat papa dan mama selalu berantem.Tapi tetap saja papa selalu berkelit.Saya sudah bosan mendengar kata cerai yg sering mereka ucapkan.Pernah suatu saat saya dan mama hampir melabrak wanita murahan itu.Saya sedih melihat mama selalu menangis,sebenarnya saya sangat bimbang antara cerai atau tidak.Satu sisi saya tidak mau menjadi anak broken home krn pd saat itu saya masih SD,tp disisi lain saya tidak mau melihat mama terluka hatinya.Saya selalu cerita,apa yg saya rasakan kepada sahabat2 saya,ada Prelly,Annisa,Devi dan Jennyta.
Pernah saat saya lagi tertidur pulas,tiba2 terbangun.Karena mama dan papa berantem begitu besar,walaupun tdk main tangan(kekerasan),mama meminta papa bersumpah di atas Al-quran,bahwa papa tidak pernah menduakan mama.Setiap kali mama dan papa berantem,mama selalu mengadu sama pakde sam (kaka papa),pakde sam selalu,memberikan mama dan saya suport untuk kuat dan bertahan.Seiring dengan berjalannya waktu,papa pun berubah menjadi papa yang dahulu kami kenal.Memang dari dulu papa emosional,keras kepala,apapun itu.Dia tetap papa saya,yg saya banggakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar