NIM : 2009-41-022
Kelas : B (Pagi)
Dosen : Dwi Ajeng Widarini, S.Sos. M.Si
-KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN-
Referensi Buku
Judul : Teori Komunikasi (Perspektif, Ragam & Aplikasi)
Pengarang : H Syaiful Rohim, M.Si
Penerbit : Rineka Cipta
- TEORI KESEIMBANGAN : HEIDER
Teori
ini dirumuskan oleh Fritz Heider dalam bukunya
The Psychology of Interpersonal Relations. Teori tersebut diuraikan
kembali oleh Goldberg dan Larson (1985:49) Ruang lingkup teori keseimbangan
(balance theory) Heider ialaah mengenai hubungan-hubungan antar pribadi. Teori ini berusaha menerangkan bagaimana
individu-individu sebagai bagian dari structural social, misalnya sebagai suatu
kelompok cenderung untuk menjalin hubungan satu sama lain, tentunya salah satu
cara bagaimana suatu kelompok dapat berhubungan ialah dengan menjalin
komunikasi secara terbuka.
Teori
Heiden memusatkan perhatiaannya pada hubungan intra-pribadi (intrapersonal)
yang berfungsi sebagai daya tarik. Daya tarik yang berarti semua keadaan
kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka terhadap
individu-individu dan objek-objek lain. Teori
Heider berkepentingan secara khusus yang diartikan sebagai komunikasi
intra-pribadi yaitu sangat menaruh perhatian pada keadaan-keadaan intra-pribadi
tertentu yang mungkin mempengaruhi pola-pola dalam suatu hubungan kelompok.
Teori
Heider menggunakan symbol “L” untuk menandakan hubungan skala. “L” (like) dapat berarti beragam perasaan positif yang
dimiliki seseorang kepada orang lain atau terhadap suatu objek tertentu.
Sedangkan symbol “L_” (lawan dari symbol “L”) menyatakan perasaan negative
seperti rasa benci, tidak suka atau tidak setuju. Simbol “U” berarti hubungan
pembentuk unit (unit forming relationship) dan merupakan persamaan arti
“berkaitan dengan”, “kepunyaan”, “memiliki” serta ungkapan-ungkapan lain yang
hamper serupa. Kebalikan dari symbol “U_” Dan 3 simbol penting lain dari Teori
Heiden ialah “P” menunjukan orang (person), “o” yang berarti orang
lain/kelompok lain dan “X” yang berarti benda.
- TEORI A-B-X dari NEWCOMB
Teori
A-B-X memperluas teori hubungan intra-pribadi dari Heider sampai pada interaksi
yang terjadi antara anggota dari kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang
anggota kelompok. Model dari Newcomb melibatkan 3 unsur yaitu A dan B yang
mewakili 2 orang individu yang berinteraksi dan X sebagai objek pembicaraan
(komunikasi) Menurut Newcomb, tingkah laku komunikasi terbuka antara A dan B
dapat diterangakan melalui kebutuhan mereka untuk mencapai keseimbangan atau
keadaan simetris anatara satu sama lain dan juga terhadap X. Komunikasi terjadi
karena A harus berorientasi pada B, pada X dan orientasi B pada X. Untuk
mencari keadaan yang simetris, A berusaha untuk melengkapi dirinya dengan
informasi tentang orientasi B terhadap X dan ini dapat dilakukan dengan
interaksi.
Oleh
karena itu keseimbangan atau keadaan simestris yang perlu dicari, A mungkin terdorong untuk
mempengaruhi atau mengubah orientasi B terhadap X, jika A menemukan keadaan
yang tidak seimbang diantara mereka. B
dengan sendirinya juga mempunyai dorongan yang sama terhadap orientasi A.
Besarnya pengaruh yang akan ditanamkan oleh A dan B terhadap satu sama lain,
serta kemungkinan usaha masing-masing dalam meningkatkan keadaan simestris
melalui tindakan komunikasi akan
meningkat pada saat daya tarik (“L” dari Heider menunjukan “daya tarik”) dan
intensitas sikap terhadap X meningkat. (Golberg dan Larson, 1985:51)
- TEORI SOSIOMETRIS : MORENO
Sosiometris
dapat diartikan sebagai pendekatan teoritis dan metodologis terhadap
kelompok-kelompok yang diciptakan oleh Moreno dan dikembangkan oleh Jennings
dan oleh yang lainnya. Pada dasarnya berhubungan dengan “daya tarik” (attraction) dan “penolakan”
(repulsions) yang dirasakan oleh individu-individu terhadap satu sama lain dan
implikasi perasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan struktur kelompok. Uji
coba pada umumnya mencangkup pertanyaan, yang meminta anggota-anggota kelompok
untuk saling menentukan peringkat mereka berdasarkan efektivitas dalam
melaksanakan tugas dan daya tarik antar pribadi. Suatu analisis terhadap uji
coba menunjukan gambaran tentang berbagai konfigurasi social atau struktur yang
telah dikembangkan oleh anggota kelompok.
Meskipun
sosiometris tidak berlangsung berlangsung berkepentingan dengan komunikasi, struktur sosiometris dari suatu kelompok
tidak bisa disangkal berhubungan dengan beberapa hal yang terjadi pada
komunikasi kelompok. Tampaknya cukup
masuk akal bahwa menganggap bahwa individu-individu yang merasa tertarik satu sama lain dan
saling menempatkan diri pada peringkat yang tinggi, akan lebih suka
berkomunikasi dengan anggota-anggota kelompok yang saling membenci. Bagaimana
pun juga, hubungan yang khusus yang terdapat anatara komunikasi kelompok dan
struktur sosiometris kelompok masih perlu ditentukan (Goldberg dan Larson,
1985:55)
- TEORI PROSES PERBANDINGAN SOSIAL : FESTINGER
Dalam
teori Festinger membedakan antara kenyataan fisik dengan kenyataan social.
Apibila pendapat, sikap, dan keyakinan kita dapat diukur secara fisik, berarti
kita berhubungan dengan kenyataan fisik, sehingga kita tidak perlu lagi
berkomunikasi. Akan tetapi bila pendapat, sikap atau keyakinan kita tidak
didasarkan pada kejadian yang mudah diukur, dan kalu dapat ditemukan
bukti-bukti yang mendukung atau mungkin membantah pendapat serta sikap
keyakinan tersebut, maka kita berhubungan dengan keadaan social, dan ini dapat
diukur secara baik dengan cara berkomunikasi dengan orang lain yang kita anggap
penting. Jadi komunikasi kelompok acapkali timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan individu untuk membandingkan
pendapat, sikap, keyakinan dan kemampuan mereka sendiri dengan orang lain.
Menurut
pendapat Festinger, dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi tentang
suatu kejadian dengan anggota lain dalam kelompok dapat meningkat bila kita
menyadari bahwa kita tidak setuju dengan suatu kejadian, apabila kejadian itu makin
menjadi penting dan apabila sifat ketertarikan kelompok juga semakin meningkat.
Sebagai suatu anggota kelompok, kita lebih cenderung mengarahkan komunikasi
kita tentang suatu kejadian pada mereka yang kelihatannya paling setuju dengan
kita dalam hal kejadian hal tersebut. Kita juga cenderung mengurangi komunikasi
dengan mereka yang kita tidak ingin lagi ikut serta sebagi anggota kelompok.
Jika anggota kelompok yang menjadi sasaran penyampaian pendapat-pendapat kita
menunjukan gejala akan berubah fikiran, maka dorongan yang kita rasakan untuk
berkomunikasi dengan individu tersebut akan meningkat (Goldberg dan Larson,
1985:52-53)