Selasa, 20 Maret 2012

Teori-Teori Komunikasi

Nama       : Gina Putri Nur Sadrina
NIM        : 2009-41-022
Kelas       : B (Pagi)
Dosen      : Dwi Ajeng Widarini, S.Sos. M.Si
-KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN-
Referensi Buku
Judul         : Teori Komunikasi (Perspektif, Ragam & Aplikasi)
Pengarang : H Syaiful Rohim, M.Si
Penerbit    : Rineka Cipta   




  • TEORI KESEIMBANGAN : HEIDER
                Teori ini dirumuskan oleh Fritz Heider dalam bukunya  The Psychology of Interpersonal Relations. Teori tersebut diuraikan kembali oleh Goldberg dan Larson (1985:49) Ruang lingkup teori keseimbangan (balance theory) Heider ialaah mengenai hubungan-hubungan antar pribadi. Teori ini berusaha menerangkan bagaimana individu-individu sebagai bagian dari structural social, misalnya sebagai suatu kelompok cenderung untuk menjalin hubungan satu sama lain, tentunya salah satu cara bagaimana suatu kelompok dapat berhubungan ialah dengan menjalin komunikasi secara terbuka.
                Teori Heiden memusatkan perhatiaannya pada hubungan intra-pribadi (intrapersonal) yang berfungsi sebagai daya tarik. Daya tarik yang berarti semua keadaan kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka terhadap individu-individu dan objek-objek lain. Teori Heider berkepentingan secara khusus yang diartikan sebagai komunikasi intra-pribadi yaitu sangat menaruh perhatian pada keadaan-keadaan intra-pribadi tertentu yang mungkin mempengaruhi pola-pola dalam suatu hubungan kelompok.
                Teori Heider menggunakan symbol “L” untuk menandakan hubungan skala. “L” (like)  dapat berarti beragam perasaan positif yang dimiliki seseorang kepada orang lain atau terhadap suatu objek tertentu. Sedangkan symbol “L_” (lawan dari symbol “L”) menyatakan perasaan negative seperti rasa benci, tidak suka atau tidak setuju. Simbol “U” berarti hubungan pembentuk unit (unit forming relationship) dan merupakan persamaan arti “berkaitan dengan”, “kepunyaan”, “memiliki” serta ungkapan-ungkapan lain yang hamper serupa. Kebalikan dari symbol “U_” Dan 3 simbol penting lain dari Teori Heiden ialah “P” menunjukan orang (person), “o” yang berarti orang lain/kelompok lain dan “X” yang berarti benda.



  • TEORI A-B-X dari NEWCOMB
                Teori A-B-X memperluas teori hubungan intra-pribadi dari Heider sampai pada interaksi yang terjadi antara anggota dari kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang anggota kelompok. Model dari Newcomb melibatkan 3 unsur yaitu A dan B yang mewakili 2 orang individu yang berinteraksi dan X sebagai objek pembicaraan (komunikasi) Menurut Newcomb, tingkah laku komunikasi terbuka antara A dan B dapat diterangakan melalui kebutuhan mereka untuk mencapai keseimbangan atau keadaan simetris anatara satu sama lain dan juga terhadap X. Komunikasi terjadi karena A harus berorientasi pada B, pada X dan orientasi B pada X. Untuk mencari keadaan yang simetris, A berusaha untuk melengkapi dirinya dengan informasi tentang orientasi B terhadap X dan ini dapat dilakukan dengan interaksi.
                Oleh karena itu keseimbangan atau keadaan simestris  yang perlu dicari, A mungkin terdorong untuk mempengaruhi atau mengubah orientasi B terhadap X, jika A menemukan keadaan yang tidak seimbang diantara mereka.  B dengan sendirinya juga mempunyai dorongan yang sama terhadap orientasi A. Besarnya pengaruh yang akan ditanamkan oleh A dan B terhadap satu sama lain, serta kemungkinan usaha masing-masing dalam meningkatkan keadaan simestris melalui tindakan komunikasi  akan meningkat pada saat daya tarik (“L” dari Heider menunjukan “daya tarik”) dan intensitas sikap terhadap X meningkat. (Golberg dan Larson, 1985:51)




  • TEORI SOSIOMETRIS : MORENO
                Sosiometris dapat diartikan sebagai pendekatan teoritis dan metodologis terhadap kelompok-kelompok yang diciptakan oleh Moreno dan dikembangkan oleh Jennings dan oleh yang lainnya. Pada dasarnya berhubungan dengan “daya tarik” (attraction) dan “penolakan” (repulsions) yang dirasakan oleh individu-individu terhadap satu sama lain dan implikasi perasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan struktur kelompok. Uji coba pada umumnya mencangkup pertanyaan, yang meminta anggota-anggota kelompok untuk saling menentukan peringkat mereka berdasarkan efektivitas dalam melaksanakan tugas dan daya tarik antar pribadi. Suatu analisis terhadap uji coba menunjukan gambaran tentang berbagai konfigurasi social atau struktur yang telah dikembangkan oleh anggota kelompok.
                Meskipun sosiometris tidak berlangsung berlangsung berkepentingan dengan komunikasi, struktur sosiometris dari suatu kelompok tidak bisa disangkal berhubungan dengan beberapa hal yang terjadi pada komunikasi kelompok.  Tampaknya cukup masuk akal bahwa menganggap bahwa individu-individu  yang merasa tertarik satu sama lain dan saling menempatkan diri pada peringkat yang tinggi, akan lebih suka berkomunikasi dengan anggota-anggota kelompok yang saling membenci. Bagaimana pun juga, hubungan yang khusus yang terdapat anatara komunikasi kelompok dan struktur sosiometris kelompok masih perlu ditentukan (Goldberg dan Larson, 1985:55)


  • TEORI PROSES PERBANDINGAN SOSIAL : FESTINGER
                Dalam teori Festinger membedakan antara kenyataan fisik dengan kenyataan social. Apibila pendapat, sikap, dan keyakinan kita dapat diukur secara fisik, berarti kita berhubungan dengan kenyataan fisik, sehingga kita tidak perlu lagi berkomunikasi. Akan tetapi bila pendapat, sikap atau keyakinan kita tidak didasarkan pada kejadian yang mudah diukur, dan kalu dapat ditemukan bukti-bukti yang mendukung atau mungkin membantah pendapat serta sikap keyakinan tersebut, maka kita berhubungan dengan keadaan social, dan ini dapat diukur secara baik dengan cara berkomunikasi dengan orang lain yang kita anggap penting. Jadi komunikasi kelompok acapkali timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan individu untuk membandingkan pendapat, sikap, keyakinan dan kemampuan mereka sendiri dengan orang lain.
                Menurut pendapat Festinger, dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi tentang suatu kejadian dengan anggota lain dalam kelompok dapat meningkat bila kita menyadari bahwa kita tidak setuju dengan suatu kejadian, apabila kejadian itu makin menjadi penting dan apabila sifat ketertarikan kelompok juga semakin meningkat. Sebagai suatu anggota kelompok, kita lebih cenderung mengarahkan komunikasi kita tentang suatu kejadian pada mereka yang kelihatannya paling setuju dengan kita dalam hal kejadian hal tersebut. Kita juga cenderung mengurangi komunikasi dengan mereka yang kita tidak ingin lagi ikut serta sebagi anggota kelompok. Jika anggota kelompok yang menjadi sasaran penyampaian pendapat-pendapat kita menunjukan gejala akan berubah fikiran, maka dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi dengan individu tersebut akan meningkat (Goldberg dan Larson, 1985:52-53)